Analisis Taktik Xabi Alonso Real Madrid di Bawah Arahan Pelatih Baru

Adaptasi Formasi: Fleksibilitas ala Xabi Alonso

Pada pertandingan melawan RB Salzburg, Xabi Alonso menerapkan formasi tiga bek tengah yang fleksibel menjadi lima bek saat bertahan. Ini adalah pakem yang sukses ia gunakan saat membawa Leverkusen menjuarai Bundesliga tanpa terkalahkan. Menariknya, di laga sebelumnya kontra Al-Hilal, Alonso justru memakai formasi 4-3-3.

Hal ini menunjukkan bahwa Alonso mungkin akan bereksperimen dengan kedua formasi ini, atau bahkan menggunakan formasi hybrid dalam satu pertandingan. Yang jelas, ada beberapa aspek positif yang langsung terlihat: high pressing yang lebih intens, kerja sama yang lebih taktis, passing satu-dua sentuhan, dan pengurangan ketergantungan pada aksi individual berlebihan.

Penasaran bagaimana taktik tiga bek ini bekerja di Real Madrid? Mari kita ulas lebih dalam!

Struktur Taktik Tiga Bek Xabi Alonso Melawan RB Salzburg

Saat menghadapi RB Salzburg, Real Madrid turun dengan susunan tiga bek tengah yang diisi oleh Hojsen, Camavinga, dan Rüdiger. Mereka diapit oleh bek sayap agresif seperti Trent Alexander-Arnold dan Fran García. Lini tengah dipercayakan pada Valverde, Arda Güler, dan Jude Bellingham, yang menopang duo penyerang Vinicius Jr. dan Gonzalo García.

Di atas kertas, formasi ini terlihat seperti 3-5-2. Saat fase build-up, tiga bek tetap menjaga kedalaman, sementara salah satu dari tiga gelandang, terutama Bellingham, akan bergerak naik. Bellingham diberikan kebebasan (free role), seringkali bergerak di half-space kanan dan ruang antar lini (ruang di depan bek dan di belakang gelandang lawan).

Peran Kunci Arda Güler dan Bellingham dalam Serangan

Salah satu aspek menarik adalah peran Arda Güler yang dicoba sebagai gelandang. Güler tampil lebih taktis dengan bola, dan kemampuan passingnya diuji di posisi ini. Ia sering melakukan switch play untuk memindahkan serangan dengan cepat, bermain lebih dalam sebagai deep-lying playmaker.

Bersama Valverde, Güler diharapkan dapat memancing gelandang lawan untuk naik, sehingga menciptakan ruang bagi Bellingham di ruang antar lini. Seperti pada situasi ini: Valverde yang bebas memancing gelandang lawan, memberikan Bellingham lebih banyak ruang dan waktu untuk menerima bola.

Kombinasi visi Arda Güler dan posisi Bellingham di ruang antar lini terlihat jelas pada peluang krusial. Dengan visi dan skillnya, Arda Güler mampu menemukan Garcia di ruang antar lini. Garcia dengan satu sentuhan melanjutkannya ke Vinicius, meskipun operan ke Bellingham kurang sempurna.

Ini menunjukkan keinginan Alonso untuk mengurangi ketergantungan Madrid pada kualitas individu, dengan fokus pada operan satu atau dua sentuhan tanpa banyak dribbling.

Efektivitas Serangan Balik dan High Pressing

Gol pertama Real Madrid di laga ini adalah contoh sempurna serangan balik yang efektif. Berawal dari intersep Fran García yang cerdik, ia langsung mengoper ke Arda Güler, yang kemudian meneruskannya ke Bellingham. Pergerakan tanpa bola yang apik dari Gonzalo García yang berlari melebar juga menciptakan celah untuk dieksploitasi oleh Vinicius. Vinicius sendiri hanya butuh dua sentuhan sebelum mencetak gol.

Musim lalu, Real Madrid kerap dikritik karena lemahnya high pressing mereka. Blok pres depan terlihat pasif, memungkinkan lawan menembus pertahanan dengan mudah. Carlo Ancelotti sering menghadapi masalah ini saat timnya bermain dengan garis pertahanan tinggi tanpa bola.

Xabi Alonso bertekad memperbaiki hal ini. Di awal babak, Real Madrid langsung menekan dengan lima pemain dan berhasil merebut bola di area lawan. Jika bola dialirkan ke sayap, Fran García akan naik secara agresif untuk melakukan pressing. Bellingham juga terkadang ditempatkan lebih tinggi, dan para penyerang dituntut memiliki etos kerja tinggi dalam mengejar bola.

High pressing ini juga menjadi kunci gol kedua Madrid. Fran García naik menekan pembawa bola, sementara Arda dan Valverde menjaga gelandang lawan, memaksa lawan melakukan umpan jauh. Duel berhasil dimenangkan Hojsen, bola jatuh ke Bellingham, yang meneruskannya ke Arda. Tanpa banyak sentuhan, Arda langsung mengirimkan umpan terobosan yang sempat digagalkan, namun bola justru jatuh di kaki Vinicius. Dengan cerdik, Vinicius menyetop bola, memungkinkan Valverde mencetak gol dengan mudah.

Counter Pressing dan Retain Possession: Senjata Baru Madrid

Di Bundesliga, counter pressing (merebut kembali bola segera setelah kehilangan penguasaan) adalah tren yang sering digunakan. Xabi Alonso terlihat mengimplementasikan hal ini di Real Madrid. Salah satu alasan dimainkannya Gonzalo García adalah etos kerja dan agresivitasnya tanpa bola.

Counter pressing dapat menjadi senjata untuk serangan cepat, terutama mengingat lawan Madrid di La Liga kemungkinan akan bermain rapat dan kompak. Memenangkan situasi “keos” ini dan mengubahnya menjadi serangan cepat adalah salah satu cara untuk membongkar pertahanan lawan.

Pada gol terakhir, serangan cepat juga menjadi awal mula situasi. Umpan silang berhasil dimentahkan, dan bola jatuh di kaki Brahim Díaz. Ia memberikan bola ke Trent, yang langsung mengumpan ke depan. Meskipun umpan terlalu jauh, Gonzalo García dengan etos kerjanya berhasil mengejar bola dan merebutnya dari bek lawan yang gagal mengontrol. Dengan penyelesaian yang klinis, ia mencetak gol untuk menutup pertandingan dengan skor 0-3.

Counter pressing juga ideal untuk retain possession (mempertahankan penguasaan bola). Kurang dari 10 detik setelah kehilangan bola saat menciptakan peluang, Madrid mampu merebutnya kembali.

Meskipun menunjukkan intensitas tinggi, Madrid juga menunjukkan kemampuan untuk bermain menunggu lawan dan menjaga organisasi pertahanan tetap seimbang.

Kesimpulan Awal

Turnamen ini menjadi tolok ukur awal yang baik bagi skuad Xabi Alonso. Harapannya, Real Madrid dapat melangkah lebih jauh dan bertemu dengan tim yang lebih kuat untuk menguji seberapa efektif implementasi taktik Alonso ini.

Terlihat jelas bahwa Real Madrid bermain lebih taktis di bawah Xabi Alonso, yang mengindikasikan berkurangnya ketergantungan pada aksi individu pemain.

Bagaimana menurut Anda, apakah taktik Xabi Alonso akan membawa Real Madrid meraih kejayaan? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *